Pages

Welcome

Hope you'll find what you looking for :)

Kamis, 30 April 2015

4. Pengelolaan Sumber Daya Alam Indonesia 4.3. Dominasi SDA di Indonesia

4. Pengelolaan Sumber Daya Alam Indonesia
4.3. Dominasi SDA di Indonesia

Indonesia merupakan negara yang kaya akan sumber daya alamnya. Isi perut bumi negeri ini mengandung minyak, gas alam, batu bara, dan  panas bumi, keempat hasil bumi tersebut merupakan komoditas utama atau sebagai sumber energi utama yang dapat menggerakkan perekonomian bangsa.
Didalam bumi indonesia juga tersimpan berbagai jenis mineral, emas, perak, nikel, batuan alam, tembaga, timah, bauksit, biji besi, mangan, yang diperlukan umat manusia untuk mengembangkan peradabannya.
Tanah yang subur membuat Indonesia ditumbuhi berbagai jenis tanaman seperti rempah-rempah, kelapa sawit, karet, teh, tebu, kakao, kopi, tembakau dll, semua itu merupakan komoditas utama dari perdagangan bahan pangan.
Dengan hasil bumi melimpah yang dimiliki, bukan tidak mungkin Indonesia yang  saat ini sebagai negara berkembang dapat mejadi negara maju. Namun ironisnya, jangankan menjadi negara yang maju, untuk menikmati hasil bumi sepenuhnya mungkin hanya isapan jempol belaka. Hal tersebut dikarenakan dominasi modal asing terhadap pengelolaan sumber daya alam di Indonesia.
Indonesia belum mampu sepenuhnya mengelola kekayaan alamnya, sehingga mengharuskan asing campur tangan dalam hal pengelolaan sumberdaya alam negeri ini. Perusahaan-perusahaan asing berdatangan  untuk menginvestasikan sahamnya di Indonesia. Mereka memiliki tujuan yang sama, yakni mengeruk sebanyak-banyaknya kekayaan alam untuk menopang Industrialisasi  negara mereka.
Dengan melakukan praktek neo kolonialisme dan imperialisme (nekolim) negara-negara Eropa, Jepang, dan  Amerika Serikat dapat mempertahankan dominasinya secara ekonomi dan politiknya hingga saat ini.
Dominasi asing sektor tambang
Pertambangan merupakan sumberdaya utama sebagai penopang dibidang industri sekaligus sebagai penggerak roda ekonomi sebuah bangsa. Hasil dari pertambangan dan perkebunan dapat memenuhi kebutuhan anggaran belanja negara.
Namun hingga saat ini Indonesia belum bisa mengembangkan industrinya dengan baik. Hasil kekayaan alam yang melimpah masih diekspor dalam bentuk bahan mentah dengan nilai jual yang tidak terlalu tinggi jika dibandingkan dengan menjual barang jadi. Akibatnya meskipun Indonesia sangat kaya, namun tetap saja rakyatnya tetap hidup dalam garis kemiskinan.
Disamping itu, pengelolaan  sumber daya alam kebanyakan dilakukan oleh pihak asing. Dengan menanamkan sahamnya, mereka mengeksploitasi kekayaan bumi Indonesia, dan mendapatkan keuntungan yang besar. Sedangkan Indonesia sebagai pemilik lahan hanya mendapatkan beberapa bagian saja, dan masih harus menanggung dampak dari eksploitasi tersebut.
Sejauh ini kekayaan alam Indonesia diabdikan kepada kepantingan Imperialisme, terutama di sektor tambang dan perkebunan, misalnya tambang emas. Indonesia memiliki banyak sekali tambang emas, salah satunya terletak di Papua yang dikelola oleh  PT Freeport yang tak lain adalah perusahaan milik Amerika Serikat yang bergerak di bidang produksi tembaga dan emas.
Freeport merupakan penghasil emas dan tembaga terbesar di Indonesia. Mereka melakukan eksploitasi secara besar-besaran di Papua, tanpa memikirkan dampaknya bagi lingkungan. Dengan kandungan emas yang besar di Papua tersebut pemerintah hanya mendapatkan sebagian kecil dari saham.
Hal ini membuat negara penghasil bahan tambang seperti Indonesia hanya menjadi tempat pengambilan bahan baku saja, sedangkan keuntungan besar dari pertambangan tersebut hanya mengalir kepada pihak asing. Pemerintah hanya bisa menerima saja dan rakyatnya dipaksa pemerintah untuk diam serta pasrah terhadap keadaan yang ada.
Kebijakan pemerintah muluskan pihak asing
Kekayaan indonesia yang melimpah telah membangkitkan nafsu kaum kapitalis asing untuk menguasainya dengan cara yang mulus. Dengan menggunakan kaki tangan di dalam negeri yaitu pemerintah dan para intelektual didikan barat. Mereka membuat berbagai berbagai peraturan dan kebijakan yang tak lain hanya untuk kepentingan asing, bukan untuk kepentingan rakyatnya sendiri.
Pemerintah memberikan kontrak kerja terhadap pengelolaan  sumber daya alam kepada perusahaan-perusahaan asing. Seperti kasus Blok Cepu yang merupakan sumber penghasil migas. Pemerintahan Susilo Bambang Yudhoyono yang mengatakan bahwa Pertamina tidak mampu mengelola Blok Cepu dan tidak memiliki dana. Pernyataan tersebut ditolak oleh Dirut Pertamina Baihaki Hakim, yang kemudian dicopot dari jabatannya.
Kemudian pemerintahan SBY menunjuk ExxonMobil sebagai operator di Blok Cepu dengan menampikkan Pertamina sebagai perusahaan milik negara sendiri. Selanjutnya pemerintah memuluskan keinginan ExxonMobil untuk membeli kepemilikan  Pertamina di Blok Cepu. Dengan adanya kasus tersebut, jelaslah bahwa pemeritah lebih berpihak kepada kepentingan asing daripada bangsanya sendiri.
Kapitalis  asing dalam usahanya mengeruk dan menguras habis kekayaan alam yang kita miliki bukan disebabkan kinerja mereka sendiri, ternyata ada campur tangan pihak pemerintahan dalam memudahkan segala birokrasi yang ada. Dengan kewenangan besar yang dimiliki, mereka membuat kebijakan-kebijakan yang tidak berpihak kepada rakyat.
Pemerintahan Indonesia harus tegas dalam membuat segala kebijakan yang menyangkut kepentingan bangsa ini, agar mendapatkan posisi yang lebih baik dalam perekonomian Internasional. Selain itu, kekayaan alam di berbagai sektor yang yang dimiliki Indonesia jika dapat dikelola secara mandiri tentu akan mendapatkan hasil yang maksimal, dibandingkan dengan pengelolaan yang dilakukan pihak asing.
Kedaulatan negara harus benar-benar ditegakkan, agar tidak ada lagi praktek-praktek imperialisme yang dilakukan bangsa lain terhadap bangsa ini. Untuk tecapainya kedaulatan, perlu ada kerjasama yang baik dari segenap elemen-elemen nasionalis untuk berjuang merebut kemerdekaan yang sejati dan mengakhiri praktek nekolim atas negara ini.


0 komentar:

Posting Komentar